Kamis, 08 November 2018

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“PENYIMPANGAN SOSIAL TAWURAN ANTAR KELOMPOK PELAJAR”


Hasil gambar untuk logo stie pembangunan


Disusun Oleh :
Rizky Fazrianto
NIM : 18612041

Dosen Pembimbing:
Bpk.Marsudi.S.sos.M.Pd


PRODI MANAJEMEN
    SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI     TANJUNG PINANG  
                        




KATA PENGANTAR
         

             Puji sykur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kemurahan-nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam makalah ini saya membahas “tawuran antar pelajar”, suatu pelanggaran yang terjadi di kalangan remaja saat ini.
             
              Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang penyimpangan sosial tawuran pelajar, apa penyebabnya dan bagaimana solusinya. 
            Dan juga makalah ini masih jauh dari kata sempurna, tetapi saya tentunya mempunyai tujuan untuk membuat makalah ini yaitu untuk menjelaskan atau memaparkan poin – poin dimakalah ini, sesuai dengan pengetahuan kami peroleh dari buku maupun sumber –sumber yang lain. 
            Semoga semuanya memberikan manfaat bagi kita. Bila ada kesalahan kata-kata atau penulisan di dalam makalah ini saya mohon maaf sebesar – besarnya.



Tanjungpinang,29 Oktober 2018



Penyusun




DAFTAR ISI
























Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini terbukti dengan peristiwa – peristiwa tawuran pelajar yang saat ini marak terjadi. Tawuran sudah tidak lagi menjadi pemberitaan yang asing lagi ditelinga kita.Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota – kota besar di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dibahas. Perilaku pelajar yang anarkis berasal dari banyak faktor yang mempengaruhi baik faktor internal ataupun eksternal. Tawuran pelajar bukan hanya mengakibatkan kerugian harta benda atau korban cidera tetapi bisa sampai merenggut nyawa orang lain. Di mata mereka nyawa tidak ada harganya, bahkan mereka merasa bangga jika berhasil membunuh pelajar sekolah lain yang mereka anggap musuh mereka. Kekerasan dianggap sebagai solusi yang paling tepat untuk menyelesaikan suatu masalah tanpa memikirkan akibat-akibat buruk yang ditimbulkan.
Tawuran antar pelajar semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng.Perilaku anarki ini selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat, mereka sudah tidak merasa kalau perbuatan mereka itu sangat tidak terpuji dan mengganggu ketenangan masyarakat, sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng atau kelompoknya, padahal seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu.Pada saat bersamaan masyarakat hanya bisa menyaksikan kekerasan demi kekerasan terjadi antara mereka dan seringkali mencaci perbuatan mereka tanpa berusaha mencari solusi yang bijak akan permasalahan tersebut. Memojokkan mereka dari sudut pandang negatif yang ada, seolah-olah seperti seorang terdakwa yang telah mendapat vonis hukum, yang dipastikan sebentar lagi akan masuk penjara. Padahal sebenarnya tidak bisa dikatakan sepenuhnya bahwa kesalahan itu berasal dari dalam diri atau faktor internal pelajar itu sendiri.
Masyarakat yang peduli terhadap lingkungan remaja menjadi sangat penting untuk menciptakan suasana yang bersahabat dengan mereka. Masyarakat sering tidak peka terhadap respon yang di timbulkan remaja. Sehingga tidak sedikit remaja mengalami semacam gejolak jiwa yang berupa agresi guna menunjukkan keberdaan mereka dalam suatu lingkungan.

1. Apa yang dimaksud dengan tawuran?
2. Apa faktor- faktor yang menyebabkan     tawuran pelajar?
3. Hal apa yang menjadi pemicu tawuran ?
4. Apa dampak dari tawuran pelajar ?
5. Hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran pelajar ?

         Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Agar khalayak tahu apa itu arti dari tawuran.
2. Untuk mengetahui factor – factor menyebab tawuran pelajar.
3. Agar masyarakat lebih mengerti tentang pemicu tawuran pelajar.
4. Untuk mengetahui apa saja dampak karena tawuran pelajar
5. Agar masyarakat lebih mengetahui cara apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran pelajar


1.4 Sasaran
      Penulisan ini ditujukan kepada seluruh kalangan masyarakat khususnya para pelajar yang dimana akhir-akhir ini sering terjadi tawuran antar pelajar.








2.1 Definisi
    Tawuran merupakan perkelahian secara massal yang dilakukan secara ramai-ramai antara sekelompok pelajar satu dengan pelajar lainnya. Tawuran sudah menjadi mode bagi pelajar-pelajar, yang menjadi bahan utama tawuran antar pelajar hanya menjadi gejala sosial yang terdapat pada pelajar perkotaan. Gejala sosial seperti ini sudah sangat jelas bertentangan dengan norma dan nilai dalam masyarakat. Tawuran awalnya hanya diawali karena adanya konflik yang terjadi antar satu sekolah atau konflik antar sekolah, entah itu karena perasaan solidaritas antar siswa dan sebagainya.
Perkelahian akan menghasilkan konflik antar siswa dari sekolah yang berlainan. Terkadang siswa yang terpaksa ikut tawuran karena tidak ingin disebut tidak solidaritas atau tidak setia kawan dan tidak memiliki keberanian alias penakut. Tawuran antar pelajar merupakan gejala sosial yang serius, karena peserta tawuran mengabaikan norma yang ada dan melibatkan korban yang tidak bersalah dan merusak benda yang ada disekitar. Tawuran menjadi salah satu kegiatan yang turun temurun pada sekolah tertentu.
Tawuran mengakibatkan luka-luka, akibat dari terkena lemparan batu dari musuh atau terkenan pukulan ikat pinggang dari salah satu musuh. Karena terjadinya perkelahian yang saling serang menyerang, maka pada akhirya peserta tawuran akan mendapatkan hukuman dari sekolah, yang dapat memberikan efek jera bagi pelajar dan bahkan siswa yang mengikuti tawuran akan dikeluarkan dari sekolah.Apabila tertangkap polisi, dan dianggap akan membahayakan nyawa maka akan terkena pasal 351 ayat 3 dengan hukuman penjara selama 7 tahun. Yang paling parah adalah seseorang yangkehilangan nyawa nya akibat mengikuti tawuran.




2.2 Jenis – Jenis Tawuran
1      Tawuran pelajar antara dua kelompok pelajar dari sekolah yang berbeda yang mempunyai rasapermusuhan yang telah terjadi turun-temurun bersifat tradisional.
2      Tawuran pelajar antara dua kelompok pelajar. Kelompok yang satu berasaldari satu sekolah, sedangkan kelompok yang lainnya berasal dari suatu perguruan yang didalamnyatergabung beberapa jenis sekolah. Permusuhan yang terjadi di antara dua kelompok ini juga bersifat tradisional.
3      Tawuran pelajar antara dua kelompok pelajar dari sekolah yang berbedayang bersifatinsidental.Perkelahian jenis ini biasanya dipicu situasi dankondisi tertentu. Misalnya suatu kelompokpelajaryang sedang menaiki bus secara kebetulan berpapasan dengan kelompok pelajar yang lainnya.Selanjutnya terjadilah salingejek-mengejek sampai akhirnya terjadi tawuran.

Permasalahan tawuran memiliki beberapa faktor :
1.      Faktor internal
Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya keanekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang. Tapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanya mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang / pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara tersingkat untuk memecahkan masalah. Pada remaja yang sering berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat. Mereka biasanya sangat membutuhkan pengakuan.

2.      Faktor keluarga
Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Ketika meningkat remaja, anak belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
3.      Faktor sekolah
Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya.
4.      Faktor lingkungan
Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.

Tawuran yang dilakukan para remaja pelajar akan sangat memberikan dampak yang buruk bagi para remaja pelaku tawuran tersebut, dampak buruk ini akan mempengaruhi beberapa aspek kehidupan pelaku tawuran, yaitu:
a)      Akademis yaitu Tindakan tawuran akan berdampak buruk bagi para remaja pelajar karena akan menggangu proses pembelajaran yang sedang para pelaku jalani, jika para pelajar diketahui menjadi pelaku tawuran maka sekolah akan memberikan hukuman seperti tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah untuk jangka waktu tertentu atau para pelaku akan diberikan hukuman seperti dikeluarkan dari sekolah sehingga tidak dapat melanjutkan sekolahnya kembali.
b)      Fisik yaitu Tawuran dilakukan secara non-verbal dengan tindakan kekerasan dan akan berdampak buruk bagi para pelaku tawuran yang berkelahi akan menyebabkan cacat fisik atau luka-luka dan hal ini akan sangat merugikan para remaja yang seharusnya dapat melakukan berbagai kegiatan menjadi terbatas karena dampak pada fisik para pelaku tawuran tersebut.
c)      Psikologis yaitu Dampak buruk bagi psikologis para remaja pelaku tawuran adalah pada masa perkembangan adolescence menuju adult. pembentukan kepribadian di mulai dari masa adolescene dan hal-hal yang mereka lakukan di masa adolescence akan membentuk kerpribadian sampai adult, seperti para remaja pelaku tawuran pelajar diajarkan kebiasaan untuk berkelahi dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan maka sampai besar nanti hal itu akan digunakan para pelaku tawuran pelajar untuk mencapai tujuannya. Proses pembentukan kepribadian para secara psikologi merupakan pendekatan The behavioral Approach, Menurut Miltenberger (dikutip dalam King, 2011) mengatakan bahwa the behavioral approach memiliki tujuan agar manusia dapat menanamkan tindakan yang dilakukan membantu manusia tersebut dapat menjadi lebih baik. Namun pendekatan behavioral tidak akan berdampak baik jika hal-hal yang ditanamkan adalah hal negatif. Hal negatif yang dibiarkan akan menyebabkan kebiasaan yang terbaik di masa depan maka itu harus ada pengaturan seperti adanya hukuman agar hal negatif yang terjadi tidak dibiasakan. Jika para remaja terlibat menjadi pelaku tawuran dan diberikan hukuman akan membantu para remaja pelajar untuk tidak mengulang tindakan tersebut atau menjadikan kebiasaan dalam kehidupannya.

Tawuran antarpelajar di Bogor kembali menelan korban jiwa. MRO (16) siswa salah satu SMK di Bogor tewas setelah terlibat tawuran di Jalan Raya Jampang-Parung, Kampung Hambulu, Desa Pondok Udik, Kemang, Kabupaten Bogor, Rabu, 18 April 2018 petang kemarin.
Informasi diperoleh menyebutkan korban tewas setelah dikeroyok kelompok pelajar SMK lainnya saat hendak pulang sekolah. Buntut aksi tawuran hingga menimbulkan korban meninggal membuat para pelaku pengeroyokan dijaga ketat petugas kepolisian karena sempat ada kabar keluarga korban dan rekannya akan melakukan penyerangan.
Kapolsek Kemang Kompol Ade Yusuf Hidayat menjelaskan, peristiwa nahas itu berawal saat korban bersama dua rekannya yakni FFN dan BS, hendak pulang sekolah mengendarai satu motor berboncengan. Di jalan tiba-tiba korban dihadang enam pelajar SMK lainnya yang mengendarai dua motor."Korban yang saat itu tidak mengetahui apa-apa sempat melarikan diri namun nahas tertangkap para pelaku. Korban pun dikeroyok di tengah jalan menggunakan benda tajam berupa celurit," kata Ade pada Kamis (19/04/2018).
Menurut Ade, korban menderita luka di dada sebelah kiri, lebam di kepala dan punggung. Sebelum menghembuskan napas terakhir korban sempat mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sehat Dompet Dhuafa, Parung, Kabupaten Bogor.
Namun, akhirnya korban meninggal dunia. Sedangkan FFN rekannya juga sempat terkena sabetan benda tajam dan mengalami luka serius di kepala namun masih sadarkan diri dan saat ini sedang menjalani perawatan. Ade menuturkan, petugas masih memburu para pelaku pengeroyokan yang menewaskan korban tersebut. "Saat ini kita sedang dalami kasus tersebut dan melakukan pengejaran kepada enam pelaku pengeroyokan yang menimpa tiga pelajar SMK," ucapnya.

Adapun dampak dari tawuran yang dia rasakan antara lain adalah dampak positif dan negative.
1.      Dampak positif
  Merasa puas apabila mengalahkan lawan pada saat itu
  Diri dan komunitas dikatakan paling kuat, paling tangguh,paling kompak ,dan paling disegani oleh pihak lawan apabila lawan telah dikalahkan
 Baik itu nama sendiri dan komunitas terkenal oleh pihak lawan apabila telah mengalahan lawan tersebut.
  Bebas bergerak dan tidak terkekang apabila lawannya telah di kalahkan
  Tidak ada yang melecehkan lagi.

2.      Dampak negative
 Kalau ketahuan dari pihak sekolah otomatis kena sanksi yang sangat berat (contohnya di tampar,di pusap, di telanjangi dan di jemur 1 hari).
  Di marahi masyarakat karena mungkin meresahkan masyarakat merasa di resahkan
  Di tangkap polisi.
  Apabila ketahuan oleh orang tua di asingkan dari keluarga dan menjadi gelandangan.
  Dan yang paling patal bisa menyebabkan korban jiwa



2.7 Upaya Mengatasi Tawuran
Berikut ini saya akan memaparkan beberapa solusi alternatife yang mungkin akan dapat berguana untuk mengurangi tawauran antar pelajar ini:
1.      Para Siswa wajib diajarkan dan memahami bahwa semua permasalahan tidak akan selesai jika penyelesaiannya dengan menggunakan kekerasan.
2.      Lakukan komunikasi dan pendekatan secara khusus kepada para pelajar untuk mengajarkan cintakasih.
3.      Pengajaran ilmu beladiri yang mempunyai prinsip penggunaan untuk menyelamatkan orang danbukan untuk menyakiti orang lain.
4.      Ajarkan ilmu sosial Budaya, ilmu sosial budaya sangat bermanfaat untuk pelajar khususnya, yaituagar tidak salah menempatkan diri di lingkungan masyarakat.
5.      Bagi para orang tua, mulailah belajar jadi sahabat anak-anaknya. Jangan jadi polisi, hakim atau orangasing dimata anak. Hal ini sangat penting untuk memasuki dunia mereka dan mengetahui apa yangsedang mereka pikirkan atau rasakan. Jadi kalau ada masalah dalam kehidupan mereka orang tua biassegera ikut menyelesaikan dengan bijak dan dewasa.
6.      Bagi aparat keamanan, jangan segan dan aneh untuk dekat dengan para pelajar secaraprofessional.









Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan.Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi insan yang  lebih baik. Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaanya.

Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis memberikan beberapa saran. Diantaranya :
1)  Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola pikir yang baik untuk para pelajar.
2)      Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif
3)      Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang ada didalam dirinya

3.3 Rekomendasi
      Peningkatan kasus tawuran pelajar membuat KPAI ( Komisi Perlindungan Anak Indonesiamenyatakan untuk segera mewujudkan “Sekolah Ramah Anak” , agar tidak semakin merajalela kasus tawuran pelajar ini.
     Memberi kesempatan pada para remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat. Memberi kesempatan kepada para pelajar untuk mengembangkan bakatnya masing – masing, sebagai kegiatan untuk mengisi waktu luang dengan hal yang positif setelah kegiatan belajar di sekolah usai.


DAFTAR PUSTAKA